Suatu hari bos saya meminta saya untuk mencari solusi dari permasalahan komunikasi yang ada di kantor saat itu. Bagi dia ada semacam hambatan, terutama bahasa yang cukup mengganggu efektifitas dan produktifitas kerja.
Dia mengakui, sebagai australians biasanya mereka dikategorikan sebagai orang yang "banyak bicara". Dalam arti banyak menggunakan kata - kata. Sehingga menurutnya kadang orang lokal tidak mengerti yang ia maksud.
Masalah yang kerap ia temui adalah saat ia menyuruh mengerjakan A, malah jadinya B. Padahal sebelumnya orang yang disuruh bilang dia sudah paham apa yang disuruh.
Kami pun berkesimpulan bukan hanya karena keterbatasan bahasa, namun juga kultur yang berbeda.
Bagi indonesian atau lokal, ada kecenderungan mengiyakan dulu apa saja yang dikatakan atasan. Budaya unggah ungguh yang lazim di negeri ini. Walaupun kadang ia tak mengerti secara pasti apa yang dimaksud. Kemudian menebak sendiri ataupun bertanya sesama rekan.
Padahal menurut bos, tidak masalah jika ia tak paham. Ia akan menjelaskan lagi atau mencari orang lain untuk menjelaskan. Cukup bilang saya tidak mengerti, bukan cuma mengangguk saja.
Hal ini terlihat simpel namun efeknya besar. Saat kita membagi sebuah perkerjaan dan kita anggap sudah sesuai ternyata pekerjaannya salah hanya karena miss komunikasi.
Bukan hanya waktu yang terbuang sia - sia, pekerjaan lain juga bisa terganggu. Belum lagi jika pekerjaannya mendesak, emosi sudah naik turun tak terbendung.
Dari situ kami mulai membuat kampanye tentang berani bilang tidak seperti "angkat tangan jika tidak mengerti" dan lain sebagainya. Serta membuat kelas bahasa inggris kecil buat pekerja.
Saya ditunjuk untuk membuat kelas serta mengajar dasar - dasar bahasa inggris karena dia menyangka saya lulusan sastra inggris, padahal saya lulusan teknik. Ia juga baru menyadari belakangan saat saya bilang saya bukan lulusan bahasa.
Memang, budaya yang baik bisa saja jadi masalah jika kita salah menempatkannya. Kita harus lebih bijak dalam menempatkan budaya lebih fleksibel sehingga bisa beradaptasi dengan orang ataupun lingkungan yang berbeda.
Selamat berakhir pekan :)
Gambar oleh Robert | Visual Diary | Berlin pada Unsplash
Perbedaan budaya jelas menuntut kita supaya lebih memahami satu sama lain dan memperluas batas toleransi ya, Ryu. 😅
BalasHapusPerbedaan kultur bukan hanya menghambat pekerjaan tetapi juga bisa menyulut perselisihan karna kesalah pahaman
BalasHapusudah beda bahasa, beda kultur juga, saatnya henshin/ berubah jadi manusia yang harus beradaptasi wkwkwk
BalasHapus