Latest Posts


Dalam kehidupan, kita akan selalu dihadapakan pada pilihan. Baik pilihan yang mudah maupun yang sulit. Pilihan yang benar maupun yang salah. Dan kita hanya bisa memilih salah satunya saja.

Tidak selamanya kita bisa memilih hal yang benar. Kadang pilihan yang salah pun harus kita telan mentah - mentah. Bukan karena kita ingin, namun keadaan yang memaksa.

Ada seseorang yang mencuri makanan karena sudah beberapa hari kelaparan. Apakah salah yang dia lakukan? Mayoritas kita akan bilang ya, dia sudah mencuri. 

Kan dia bisa bekerja agar mendapatkan penghasilan, bisa beli makanan. Pikir orang - orang normal.

Namun mungkin saja buat dia sudah tidak ada lagi pilihan. Dia ingin kerja namun tak ada pekerjaan. Pilihannya saat itu hanya menunggu mati kelaparan atau mencuri makanan.

Mungkin dia bisa menahan lapar. Bagaimana dia bisa tahan melihat istri atau anaknya mati kelaparan.

Manusia adalah makhluk yang rapuh. Ia bisa melakukan apa saja saat ia terdesak. 

Saat tak ada lagi pilihan yang bisa ia pilih. Pilihan salah pun bisa jadi benar. Tergantung dari sisi mana anda melihat.

Lihatlah tidak hanya dari kasat mata, namun juga hati serta rasa kemanusiaan yang ada.



Gambar oleh Jeremy Bishop di Unsplash


Saya tidak habis pikir dengan perilaku selingkuh dari pasangan menikah. Apalagi bagi yang sudah memiliki anak. Apa yang mereka pikirkan ketika melakukan hal tersebut?.

Bukan berarti saya memaklumi perselingkuhan bagi mereka yang belum memiliki ikatan resmi ya. Tapi cobalah untuk menyelesaikan satu persatu dengan bijak.

Pasti ada banyak alasan yang membuat orang selingkuh. Tidak cocok lagi, tidak sayang lagi, tidak sesuai harapan, tidak perhatian, kekerasan, sampai kepada kepincut orang lain.

Tidak ada alasan di atas yang salah menurut saya. Masalahnya ada pada ketetapan diri anda. Mau tetap bertahan dan memperbaiki hubungan tersebut atau pergi mencari kebahagiaan anda sendiri. 

Selesaikan satu hubungan, baru mulai hubungan yang lain.

Bukan dengan menjalin hubungan dengan orang lain sedangkan anda masih dalam ikatan hubungan dengan pasangan anda. Dan menjadikan alasan - alasan di atas sebagai pembenaran atas perbuatan anda. 

Tidak ada yang benar dalam perselingkuhan.

Jika hubungan anda memiliki masalah maka selesaikan dahulu. Baru kemudian lanjutkan hubungan baru dengan orang lain yang kalian idam -idamkan itu.

Bermain di belakang dengan harapan perselingkuhan anda tidak ketahuan dan hidup berjalan seperti biasa hanyalah bukti dari keegoisan diri anda sendiri.

Ingat, tidak ada kejahatan yang sempurna di dunia ini. Pasti selalu ada jejak yang kelak menuntun pada kebenaran yang hakiki.

Pasangan anda bukanlah cadangan, yang bisa anda lempar karena anda dapat yang baru. Dia juga manusia yang punya hati dan perasaan.

Lalu kemudian bagaimana dengan anak. Jawaban apa yang anda siapkan kepada anak anda untuk membenarkan perselingkuhan anda?.

Pada akhirnya, saat anda menghianati orang lain, maka anda harus juga siap untuk dikhianati suatu saat nanti.  

  


Photo by Teslariu Mihai on Unsplash


Kita sedang berada dalam dunia yang apatis. Bukan karena jumlah orang baik yang sedikit, namun pengaruh orang jahat yang lebih dominan. Lingkungan kita sudah berubah menjadi tidak ramah buat orang baik.

Sadar atau tidak, menjadi orang baik sekarang lebih sulit. Berbuat baik disangka ada maunya, cari muka dan sebagainya. Bahkan lebih jahatnya, orang baik malah sering dimanfaatkan oleh orang lain. Ironi memang.

Makanya jangan heran kultur ini membuat orang baik jadi apatis. Terserah kalian mau ngapain juga. Yang penting dia tidak mengganggu saya dan saya tidak mengganggu dia. 

Memang tidak semua lingkungan seperti itu. Beruntunglah jika anda berada dalam lingkungan yang baik dan dikelilingi oleh orang - orang baik. Layaknya seperti sebuah anugerah.

Lalu kemudian pertanyaannya, apakah orang - orang baik akan punah suatu saat nanti? Sepertinya tidak. Orang baik selalu akan ada, walaupun sedikit. Walaupun akan lebih menjadi pasif. Jadi lebih ke-sekenanya saja.

Orang - orang baik lahir dari lingkungan yang baik, budaya yang baik. Selama lingkungan kita tidak mendukung, maka orang baik hanya akan jadi sekedar cerita. 

Saya malah jadi teringat pepatah, kejahatan semakin menjadi - jadi bukannya karena penjahatnya yang tambah banyak namun karena diamnya orang baik.



Gambar oleh Anya Chernykh di Unsplash


You've got to love me for what I am for simply being me. Don't love me for what you intend or hope that I will be. And if you're only using me to feed your fantasy, You're really not in love so let me go, I must be free.

― John Bettis / Palma Anne Pascale




Gambar oleh Hanna Lazar di Unsplash